BERITADinas PendidikanHukumINVESTIGASIKEMANUSIAANKriminalPemerintahanPeristiwaPERSPOLRI

Kepala Sekolah SDN 236 Randupadangan Menganti Gresik,Diduga Tutupi Kasus Siswi SD Yang Dicolok Matanya Sampai Buta

Wartajatim.id || Gresik – Sikap Kepala Sekolah SD di Menganti, Gresik tempat siswi kelas 2 SD berinisial SAH (8) yang matanya dicolok kakak kelas dengan tusuk bakso hingga buta tidak hanya menjadi pertanyaan ayah SAH. Gelagatnya yang enggan berkomentar tentang kasus ini ke wartawan seolah memunculkan kejanggalan. Korban merasa sekolah tak terbuka dalam mengusut kasus ini.

Ada apa dengan Ummi Latifah, kepala sekolah tempat SAH belajar yang menghindari pertanyaan wartawan tentang kasus itu? Samsul Arif, ayah SAH menyebutkan bahwa selama 3 bulan dia berjuang mencari keadilan, pihak sekolah yang dipimpin Ummi Latifah terkesan sengaja menutup-nutupi.

Samsul mengatakan bahwa pihak sekolah selalu berkelit saat dirinya meminta bantuan untuk mengecek rekaman CCTV di sekolah untuk mencari tahu siapa siswa atau orang yang mencolok mata kanan putri pertamanya dengan tusuk bakso hingga mengalami kebutaan.

“Ini ada apa kok saya minta rekaman CCTV waktu kejadian dipersulit? Seakan ditutup-tutupi. Intinya saya hanya mencari keadilan. Siapa tahu di rekaman CCTV ada pelaku saat menarik anak saya,” ujarnya kepada wartajatim.id , Sabtu (16/9/2023).

Samsul menyesal sempat menunda pelaporan kejadian yang menimpa putrinya ke Polres Gresik. Dia memutuskan menunda pelaporan itu karena pihak sekolah menjanjikan untuk memberi akses CCTV, tapi apa yang dijanjikan tak kunjung dipenuhi.

“Dari kejadian pada 7 Agustus 2023, saya baru laporan 28 Agustus 2023. Itu karena saya mendapat harapan bahwasannya pihak sekolah akan menunjukkan rekaman CCTV. Tapi ternyata itu harapan palsu,” ujar Samsul.

Samsul semakin meradang saat pihak sekolah menyebutkan bahwa mata putrinya tidak terluka. Padahal dokter RSUD Dr Soetomo Surabaya meyatakan bahwa mata putrinya itu mengalami kerusakan saraf hingga mengalami kebutaan.

“Seharusnya pihak sekolah atau kepala sekolah bisa mendengarkan keluhan atau aspirasi wali murid. Minimal setidaknya merasa iba, bukannya malah menutup-nutupi dan terkesan tidak peduli sama sekali. Semenjak kekerasan itu terjadi, datang ke sini saja nggak pernah,” katanya.

Saat Wartajatim.id dan sejumlah wartawan menemui Ummi Latifah, kepala sekolah itu enggan berkomentar. Dia ngacir meninggalkan wartawan yang bermaksud menanyakan sejumlah hal terkait apa yang dialami SAH.

“Sorry-sorry, saya punya hak untuk tidak menjawab,” kata Kasek SD Negeri itu.

“Saat ini anggota masih mendatangi sekolahan dan memeriksa TKP. Kemarin sudah ada empat saksi yang diperiksa,” kata Aldhino kepada Wartajatim.id

Dia menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil guru sekolah SAH untuk melengkapi alat bukti dan keterangan berkas penyelidikan. Tentu saja, keterangan dari kepala sekolah juga diperlukan untuk mengembangkan penyelidikan.

“Kami akan memanggil guru untuk dilakukan pemeriksaan sebagai saksi. Nanti akan kami kabari perkembangan selanjutnya,” ujarnya.

Sebelumnya, SAH mengalami kekerasan yang diduga dilakukan kakak kelasnya pada 7 Agustus 2023. Saat itu SAH sedang mengikuti kegiatan lomba Agustusan di halaman sekolah tiba-tiba ditarik oleh pelaku ke sebuah gang.

Di gang yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah itu SAH dipalak, dimintai uang jajan. Karena menolak pelaku menutup wajahnya dan mencolok-colok mata kanannya dengan tusuk bakso hingga terluka.

Ternyata, berdasarkan pengakuan SAH usai diperiksa Unit Perlindungan Anak dan Perempuan Polres Gresik siswi malang itu mengaku bahwa dirinya sangat sering dipalak oleh kakak kelasnya. Bahkan, menurutnya, pemalakan itu terjadi sejak dirinya duduk di bangku kelas 1 SD.

“Sejak kelas satu diminta terus uang saku dari ayah. Jadi nggak pernah jajan. Dikasih ayah Rp 10 ribu. Kalau diminta semua ya nggak jajan. Kadang dibelikan Bu Yanti (guru korban),” kata SAH kepada Wartajatim.id

Kiki, ibu korban membenarkan itu. Dia bahkan mengaku pernah mendapat teguran dari guru sekolah putrinya bahwa SAH tidak pernah jajan karena tidak memiliki uang.

“Saya sempat dibilangin bu gurunya. Kalau anak saya nggak pernah jajan, apa nggak diberi uang saku? Tapi saya bilang sudah diberi uang saku, kok. Sampai pernah saya tegur anak saya,” kata Pungkasnya.”(Team News)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button